Tuesday 9 April 2013

MAKALAH HIPOTIROID



BAB I
PENDAHULUAN
1.1   LATAR BELAKANG
Kelenjar tiroid mempertahankan tingkat metabolisme di berbagai jaringan agar optimal sehingga mereka berfungsi normal. Hormon tiroid merangsang konsumsi oksigen pada sebagaian besar sel di tubuh, membantu mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat, dan penting untuk pertumbuhan dan pematangan normal. Kelenjar tiroid tidak essensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya menyebabkan perlambatan perkembangan mental dan fisik, berkurangnya daya tahan terhadap dingin, serta pada anak-anak timbul retardasi mental dan kecebolan. Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan badan menjadi kurus, gelisah, takikardi, tremor, dan kelebihan pembentukan panas. Fungsi tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (Thyroid stimulating hormon = TSH) dari hipofisis anterior. Sebaliknya, sekresi hormon tropik ini sebagian diatur oleh umpan balik inhibitorik langsung kadar hormon tiroid yang tinggi pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui mekanisme neural yang bekerja melalui hipotalamus. Dengan cara ini, perubahan-perubahan pada lingkungan internal dan eksternal menyebabkan penyesuaian kecepatan sekresi tiroid.
1.2   RUMUSAN MASALAH
a.       Bagaimana kosep dasar Hipotiroidisme?
b.      Bagaimana gambaran tentang pengkajian pada klien dengan Hipotiroidisme?
c.       Bagaimana rumusan diagnosa keperawatan pada klien dengan Hipotiroidisme?
d.      Bagaimana rencana keparawatan pada pada klien dengan Hipotiroidisme?
1.3   TUJUAN PENULISAN
a.       Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran dan mengetahui tentang bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien dengan Hipotiroidisme.
b.      Tujuan khusus
Diharapkan mahasiswa mampu memberikan gambaran asuhan keperawatan meliputi :
Mampu memberikan :
·           Mampu menjelaskan kosep dasar pada klien dengan Hipotiroidisme.
·           Mampu memberikan gambaran tentang pengkajian pada pklien dengan Hipotiroidisme.
·           Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan Hipotiroidisme.
·           Mampu membuat rencana keparawatan pada klien dengan hipotiroidisme.

1.4   METODE PENULISAN
Penulisan  makalah ini dengan menggunakan metode studi kepustakaan yaitu dengan cara mencari dan membaca literatur yang ada di perpustakaan, jurnal, media internet.
1.5   RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pada makalah ini, penulis hanya membatasi pada ”Asuhan Keperawatan pada klien dengan Hipotiroidismesecara teoritis.
1.6   SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini disusun secara teoritis dan sistematis yang tediri dari 3 bab yaitu : BAB I adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, ruang lingkup penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II adalah landasan teoritis yang terdiri dari konsep penyakit Hipotiroidisme dan asuhan keperwatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperwatan dan intervensi keperawatan.






















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ANATOMI FISIOLOGI KELENJER TIROID
1. Anatomi tiroid


Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berwarna merah kecoklatan dan sangat vascular. Terletak di anterior cartilago thyroidea di bawah laring setinggi vertebra cervicalis 5 sampai vertebra thorakalis 1. Kelenjar ini terselubungi lapisan pretracheal dari fascia cervicalis dan terdiri atas 2 lobus, lobus dextra dan sinistra, yang dihubungkan oleh isthmus. Beratnya kira2 25 gr tetapi bervariasi pada tiap individu. Kelenjar tiroid sedikit lebih berat pada wanita terutama saat menstruasi dan hamil. Lobus kelenjar tiroid seperti kerucut. Ujung apikalnya menyimpang ke lateral ke garis oblique pada lamina cartilago thyroidea dan basisnya setinggi cartilago trachea 4-5. Setiap lobus berukutan 5x3x2 cm. Isthmus menghubungkan bagian bawah kedua lobus, walaupun terkadang pada beberapa orang tidak ada. Panjang dan lebarnya kira2 1,25 cm dan biasanya anterior dari cartilgo trachea walaupun terkadang lebih tinggi atau rendah karena kedudukan dan ukurannya berubah.
Secara embriologi, tahap pembentukan kelenjar tiroid adalah:
Y  Kelenjar tiroid mulanya merupakan dua buah tonjolan dari dinding depan bagian tengah farings, yang terbentuk pada usia kelahiran 4 minggu. Tonjolan pertama disebut pharyngeal pouch, yaitu antara arcus brachialis 1 dan 2. Tonjolan kedua pada foramen ceacum, yang berada ventral di bawah cabang farings I.
Y  Pada minggu ke-7, tonjolan dari foramen caecum akan menuju pharyngeal pouch melalui saluran yang disebut ductus thyroglossus.
Y  Kelenjar tiroid akan mencapai kematangan pada akhir bulan ke-3, dan ductus thyroglossus akan menghilang. Posisi akhir kelenjar tiroid terletak di depan vertebra cervicalis 5, 6, dan 7.
Y  Namun pada kelainan klinis, sisa kelenjar tiroid ini juga masih sering ditemukan di pangkal lidah (ductus thyroglossus/lingua thyroid) dan pada bagian leher yang lain.
Kelenjar tiroid dialiri oleh beberapa arteri:
1.  A. thyroidea superior (arteri utama).
2.  A. thyroidea inferior (arteri utama).
3.  Terkadang masih pula terdapat A. thyroidea ima, cabang langsung dari aorta atau A. anonyma.
Kelenjar tiroid mempunyai 3 pasang vena utama:
1.  V. thyroidea superior (bermuara di V. jugularis interna).
2.  V. thyroidea medialis (bermuara di V. jugularis interna).
3.  V. thyroidea inferior (bermuara di V. anonyma kiri).
Aliran limfe terdiri dari 2 jalinan:
1.  Jalinan kelenjar getah bening intraglandularis
2.  Jalinan kelenjar getah bening extraglandularis
Kedua jalinan ini akan mengeluarkan isinya ke limfonoduli pretracheal lalu menuju ke kelenjar limfe yang dalam sekitar V. jugularis. Dari sekitar V. jugularis ini diteruskan ke limfonoduli mediastinum superior.
Persarafan kelenjar tiroid:
1.  Ganglion simpatis (dari truncus sympaticus) cervicalis media dan inferior
2.  Parasimpatis, yaitu N. laryngea superior dan N. laryngea recurrens (cabang N.vagus)
N. laryngea superior dan inferior sering cedera waktu operasi, akibatnya pita suara terganggu (stridor/serak).
Vaskularisasi
Kelenjar tiroid disuplai oleh arteri tiroid superior, inferior, dan terkadang juga arteri tiroidea ima dari a. brachiocephalica atau cabang aorta. Arterinya banyak dan cabangnya beranastomose pada permukaan dan dalam kelenjar, baik ipsilateral maupun kontralateral.

J  tiroid superior menembus fascia tiroid dan kemudian bercabang menjadi cabang anterior dan posterior. Cabang anterior mensuplai permukaan anterior kelenjar dan cabang posterior mensuplai permukaan lateral dan medial. tiroid inferior mensuplai basis kelenjar dan bercabang ke superior (ascenden) dan inferior yang mensuplai permukaan inferior dan posterior kelenjar.Sistem venanya berasal dari pleksus perifolikular yang menyatu di permukaan membentuk vena tiroidea superior, lateral dan inferior.
Sistem Limfatik
Pembuluh limfe tiroid terhubung dengan plexus tracheal dan menjalar sampai nodus prelaringeal di atas isthmus tiroid dan ke nodus pretracheal serta paratracheal. Beberapa bahkan juga mengalir ke nodus brachiocephal yang terhubung dengan tymus pada mediastinum superior.
2. Histologi Kelenjar Tiroid:
Ø  Kelenjar ini tersusun dari bentukan-bentukan bulat dengan ukuran yang bervariasi yang disebut thyroid follicle.
Ø  Setiap thyroid follicle terdiri dari sel-sel selapis kubis pada tepinya yang disebut SEL FOLIKEL dan mengelilingi koloid di dalamnya. Folikel ini dikelilingi jaringan ikat tipis yang kaya dengan pembuluh darah.
Ø  Sel folikel yang mengelilingi thyroid folikel ini dapat berubah sesuai dengan aktivitas kelenjar thyroid tersebut.
Ø  ada kelenjar thyroid yang hipoaktif, sel foikel menjadi kubis rendah, bahkan dapat menjadi pipih. Tetapi bila aktivitas kelenjar ini tinggi, sel folikel dapat berubah menjadi silindris, dengan warna koloid yang dapat berbeda pada setiap thyroid folikel dan sering kali terdapat Vacuola Resorbsi pada koloid tersebut.


SEL PARAFOLIKULER
ü  Diantara thyroid folikel terdapat sel parafolikuler yang bisa berupa kelompok-kelompok sel ataupun hanya satu sel yang menempel pada basal membran dari thyroid folikel. Sel ini mempunyai ukuran lebih besar dan warna lebih pucat dari sel folikel.
ü  Fungsi sel parafolikuler ini menghasilkan Hormon Thyricacitonin yang dapat menurunkan kadar kalsium darah.
3. Fisiologi Kelenjar Tiroid
                   

Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid memiliki dua buah lobus, dihubungkan oleh isthmus, terletak di kartilago krokoidea di leher pada cincin trakea ke dua dan tiga. Kelenjar tiroid berfungsi untuk pertumbuhan dan mempercepat metabolisme. Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon yang penting yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Karakteristik triioditironin adalah berjumlah lebih sedikit dalam serum karena reseptornya lebih sedikit dalam protein pengikat plasma di serum tetapi ia lebih kuat karena memiliki banyak resptor pada jaringan. Tiroksin memiliki banyak reseptor pada protein pengikat plasma di serum yang mengakibatkan banyaknya jumlah hormon ini di serum, tetapi ia kurang kuat berikatan pada jaringan karena jumlah reseptornya sedikit.
Proses pembentukan hormon tiroid adalah:
(1) Proses penjeratan ion iodida dengan mekanisme pompa iodida. Pompa ini dapat memekatkan iodida kira-kira 30 kali konsentrasinya di dalam darah;
(2) Proses pembentukan tiroglobulin. Tiroglobulin adalah glikoprotein besar yang nantinya akan mensekresi hormon tiroid;
(3) Proses pengoksidasian ion iodida menjadi iodium. Proses ini dibantu oleh enzim peroksidase dan hidrogen peroksidase.
(4) Proses iodinasi asam amino tirosin.Pada proses ini iodium (I) akan menggantikan hidrogen (H) pada cincin benzena tirosin. Hal ini dapat terjadi karena afinitas iodium terhadap oksigen (O) pada cincin benzena lebih besar daripada hidrogen. Proses ini dibantu oleh enzim iodinase agar lebih cepat.
(5) Proses organifikasi tiroid. Pada proses ini tirosin yang sudah teriodinasi (jika teriodinasi oleh satu unsur I dinamakan monoiodotirosin dan jika dua unsur I menjadi diiodotirosin)
(6) Proses coupling (penggandengan tirosin yang sudah teriodinasi). Jika monoiodotirosin bergabung dengan diiodotirosin maka akan menjadi triiodotironin. Jika dua diiodotirosin bergabung akan menjadi tetraiodotironin atau yang lebih sering disebut tiroksin. Hormon tiroid tidak larut dalam air jadi untuk diedarkan dalam darah harus dibungkus oleh senyawa lain, dalam hal ini tiroglobulin. Tiroglobulin ini juga sering disebut protein pengikat plasma. Ikatan protein pengikat plasma dengan hormon tiroid terutama tiroksin sangat kuat jadi tiroksin lama keluar dari protein ini. Sedangkan triiodotironin lebih mudah dilepas karena ikatannya lebih lemah. (Guyton. 1997)
EFEK HORMON TIROID
Efek hormon tiroid dalam meningkatkan sintesis protein adalah :
(1) Meningkatkan jumlah dan aktivitas mitokondria;
(2) Meningkatkan kecepatan pembentukan ATP.

Efek tiroid dalam transpor aktif :
meningkatkan aktifitas enzim NaK-ATPase yang akan menaikkan kecepatan transpor aktif dan tiroid dapat mempermudah ion kalium masuk membran sel.
Efek pada metabolisme karbohidrat :
menaikkan aktivitas seluruh enzim,
Efek pada metabolisme lemak:
mempercepat proses oksidasi dari asam lemak.
Pada plasma dan lemak hati hormon tiroid menurunkan kolesterol, fosfolipid, dan trigliserid dan menaikkan asam lemak bebas.
Efek tiroid pada metabolisme vitamin:
menaikkan kebutuhan tubuh akan vitamin karena vitamin bekerja sebagai koenzim dari metabolisme.Oleh karena metabolisme sebagian besar sel meningkat akibat efek dari tiroid, maka laju metabolisme basal akan meningkat. Dan peningkatan laju basal setinggi 60 sampai 100 persen diatas normal.


Efek Pada berat badan.
Bila hormone tiroid meningkat, maka hampir selalu menurunkan berat badan, dan bila produksinya sangat berkurang, maka hampir selalu menaikkan berat badan. Efek ini terjadi karena hormone tiroid meningkatkan nafu makan.
Efek terhadap Cardiovascular.
Aliran darah, Curah jantung, Frekuensi deny jantung, dan Volume darah meningkat karena meningkatnya metabolism dalam jaringan mempercepat pemakaian oksigen dan memperbanyak produk akhir yang dilepas dari jaringan. Efek ini menyebabkan vasodilatasi pada sebagian besar jaringan tubuh, sehingga meningkatkan aliran darah.
Efek pada Respirasi.
Meningkatnya kecepatan metabolism akan meningkatkan pemakaian oksigen dan pembentukan karbondioksida.
Efek pada saluran cerna.
Meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan. Tiroid dapat meningkatkan kecepatan sekresi getah pencernaan dan pergerakan saluran cerna.
PENGATURAN SEKRESI HORMON TIROID
Regulasi hormon tiroid diprakarsai oleh hormon TSH (Tiroid Stimulating Hormone) yang dilepas
hipotalamus.
TSH berfungsi untuk :
(1) Meningkatkan proteolisis tiroglobulin
(2) Meningkatkan aktivitas pompa iodium
(3) Meningkatkan iodinasi tirosin dan meningkatkan kecepatan proses coupling
(4) Meningkatkan ukuran dan meningkatkan aktivitas sekretorik sel tiroid
(5) Meningkatkan jumlah sel-sel tiroid, disertai perubahan sel kuboid jadi kolumner. Hormon TSH
dirangsang oleh TRH (Tirotropin Releasing Hormone). (Guyton. 1997).

2.2 KONSEP DASAR PENYAKIT SECARA UMUM
A.   DEFENISI
Hipotiroidisme adalah suatu atau beberapa kelainan structural atau fungsional dari kelenjar tiroid sehingga sintesis dari hormone-hormone tiroid menjadi isufisiensi (Haznam, M.W, 1991: 149).
Hipotiroidisme merupakan kelainan yang disebabkan berkurangnya fungsi kelenjar tiroid (Ranakusuma, B, 1992:35).
Hipotiroidisme adalah suatu keadaan hipometabolik akibat defisiensi hormone tiroid yang dapat terjadi pada setiap umur (Long, Barbara.C, 1996:102).
Hipotiroid adalah penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh akan hormon
hormon tiroid . (Hotma Rumahorbo S.kep,1999).
Hipertiroidisme adalah suatu sindrome klinis akibat dari defisiensi hormon tiroid yang mengakibatkan fungsi metabolik. (Greenspan, 2000).
Hipotiroidisme adalah tiroid yang hipoaktif yang terjadi bila kelenjar tiroid berhenti atau kurang memproduksi hormon tiroksin (Semiardji, Gatut, 2003:14).
Jadi Hipotiroidisme (hiposekresi hormone tiroid) adalah status metabolic yang di akibatkan oleh kekurangan hormone tiroid. Hipotiroidisme kognital dapat mengakibatkan kretinisme.

B.    KLASIFIKASI
Hipotiroid dibagi menjadi 3 tipe:
Hipotiroid primer : kerusakan pada kelenjar tiroid
Hipotiroid sekunder: akibat defisiensi sekresi TSH oleh hipofisis
Hipotiroid Tersier : Akibat defiensi sekresi TRH oleh hipotalamus

C.    ETIOLOGI
Etiologi dari hipotiroidisme dapat digolongkan menjadi tiga tipe yaitu
1.    Hipotiroid primer
Mungkin disebabkan oleh congenital dari tyroid (kretinism), sintesis hormone yang kurang baik, defisiensi iodine (prenatal dan postnatal), obat anti tiroid, pembedahan atau terapi radioaktif untuk hipotiroidisme, penyakit inflamasi kronik seperti penyakit hasimoto, amylodosis dan sarcoidosis.
2.       Hipotiroid sekunder
Hipotiroid sekunder berkembang ketika adanya stimulasi yang tidak memadai dari kelenjar tiroid normal, konsekwensinya jumlah tiroid stimulating hormone (TSH) meningkat. Ini mungkin awal dari suatu mal fungsi dari pituitary atau hipotalamus. Ini dapat juga disebabkan oleh resistensi perifer terhadap hormone tiroid.
3.       Hipotiroid tertier/ pusat
Hipotiroid tertier dapat berkembang jika hipotalamus gagal untuk memproduksi tiroid releasing hormone (TRH) dan akibatnya tidak dapat distimulasi pituitary untuk mengeluarkan TSH. Ini mungkin berhubungan dengan suatu tumor/ lesi destruktif lainnya diarea hipotalamus.Ada dua bentuk utama dari goiter sederhana yaitu endemic dan sporadic. Goiter endemic prinsipnya disebabkan oleh nutrisi, defisiensi iodine. Ini mengalah pada “goiter belt” dengan karakteristik area geografis oleh minyak dan air yang berkurang dan iodine.
Sporadik goiter tidak menyempit ke area geografik lain. Biasanya disebabkan oleh :
ü  Kelainan genetic yang dihasilkan karena metabolisme iodine yang salah .
ü  Ingesti dari jumlah besar nutrisi goiterogen ( agen produksi goiter yang menghambat produksi T4 ) seperti kobis, kacang, kedelai , buah persik, bayam, kacang polong, Strowbery, dan lobak. Semuanya mengandung goitogenik glikosida
ü  Ingesti dari obat goitrogen seperti thioureas ( Propylthiracil ) thocarbomen, ( Aminothiazole, tolbutamid ).

D.      PATOFISIOLOGI
Kelenjar tiroid membutuhkan iodine untuk sintesis dan mensekresi hormone tiroid. Jika diet seseorang kurang mengandung iodine atau jika produksi dari hormone tiroid tertekan untuk alasan yang lain, tiroid akan membesar sebagai usaha untuk kompendasi dari kekurangan hormone. Pada keadaan seperti ini, goiter merupakan adaptasi penting pada suatu defisiensi hormone tiroid. Pembesaran dari kelenjar terjadi sebagai respon untuk meningkatkan respon sekresi pituitary dari TSH. TSH menstimulasi tiroid untuk mensekresi T4 lebih banyak, ketika level T4 darah rendah. Biasanya, kelenjar akan membesar dan itu akan menekan struktur di leher dan dada menyebabkan gejala respirasi disfagia.
Penurunan tingkatan dari hormone tiroid mempengaruhi BMR secara lambat dan menyeluruh. Perlambatan ini terjadi pada seluruh proses tubuh mengarah pada kondisi achlorhydria (pennurunan produksi asam lambung), penurunan traktus gastrointestinal, bradikardi, fungsi pernafasan menurun, dan suatu penurunan produksi panas tubuh.
Perubahan yang paling penting menyebabkan penurunan tingkatan hormone tiroid yang mempengaruhi metabolisme lemak. Ada suatu peningkatan hasil kolesterol dalam serum dan level trigliserida dan sehingga klien berpotensi mengalami arteriosclerosis dan penyakit jantung koroner. Akumulasi proteoglikan hidrophilik di rongga interstitial seperti rongga pleural, cardiac, dan abdominal sebagai tanda dari mixedema.
Hormon tiroid biasanya berperan dalam produksi sel darah merah, jadi klien dengan hipotiroidisme biasanya menunjukkan tanda anemia karena pembentukan eritrosit yang tidak optimal dengan kemungkinan kekurangan vitamin B12 dan asam folat.




E.    PATHWAY
Definisi iodium, disfungsi hipofisis
Disfungsi TRH hipotalamus
Penekanan prod. LH
Tiroid(Hipotiroidisme
TSH merangsang
 kel. Tiroid
u/ sekresi
Terapi penggantian H. Tiroid
Laju BMR lambat
Gang. Metabolisme lemak
Kelenjer Tiroid akan membesar
Menekan struktur di leher n’ dada
MK:Gang. Nutrisi (-) dr kebut. tbh
Pe   produksi panas
achiorthydria
P  kolesterol &trigliserida
Perubahan suhu tbh: hypotermi
Pe    motilitas usus
 















Pe arterisklorosis
r
Disfagia/ gang. respirasi
Depresi ventilasi
MK: pola nafas tidak efektif
MK: kurang pengetahuan
Kekurangan vit B12 + as. folat
Pembentukan eritrosit tdk optimal
Prod. SDM me
anemia
kelemahan
MK: intoleransi aktifitas
Pe   fungsi GI
konstipasi
Oklusi pmblh drh
Suplai drh k jar, me
hipoksia
MK: perubahan pola berfikir

 
















F.    MANIFESTASI KLINIS
J  Kulit dan rambut
1.       Kulit kering, pecah-pecah, bersisik dan menebal
2.       Pembengkakan, tangan, mata dan wajah
3.       Rambut rontok, alopeksia, kering dan pertumbuhannya buruk
4.       Tidak tahan dingin
5.       Pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal
J  Muskuloskeletal
S  Volume otot bertambah, glossomegali
S  Kejang otot, kaku, paramitoni
S  Artralgia dan efusi sinovial
S  Osteoporosis
S  Pertumbuhan tulang terhambat pada usia muda
S  Umur tulang tertinggal disbanding usia kronologis
S  Kadar fosfatase alkali menurun
J  Neurologik
ü  Letargi dan mental menjadi lambat
ü  Aliran darah otak menurun
ü  Kejang, koma, dementia, psikosis (gangguan memori, perhatian kurang, penurunan reflek tendon)
ü  Ataksia (serebelum terkena)
ü  Gangguan saraf ( carfal tunnel)
ü  Tuli perseptif, rasa kecap, penciuman terganggu
J  Kardiorespiratorik
%  Bradikardi, disritmia, hipotensi
%  Curah jantung menurun, gagal jantung
%  Efusi pericardial (sedikit, temponade sangat jarang)
%  Kardiomiopati di pembuluh. EKG menunjukkan gelombang T mendatar/inverse
%  Penyakit jantung iskemic
·         Hipotensilasi
·         Efusi pleural
·         Dispnea
J  Gastrointestinal
Ø  Konstipasi, anoreksia, peningkatan BB, distensi abdomen
Ø  Obstruksi usus oleh efusi peritoneal
Ø  Aklorhidria, antibody sel parietal gaster, anemia pernisiosa
J  Renalis
Y  Aliran darah ginjal berkurang, GFR menurun
Y  Retensi air (volume plasma berkurang)
Y  Hipokalsemia
J  Hematologi
Q  Anemia normokrom normositik
Q  Anemia mikrositik/makrositik
Q  Gangguan koagulasi ringan
J  Sistem endokrin
[  Pada perempuan terjadi perubahan menstruasi seperti amenore / masa menstruasi yang memanjang, menoragi dan galaktore dengan hiperprolaktemi
[  Gangguan fertilitas
[  Gangguan hormone pertumbuhan dan respon ACTH, hipofisis terhadap insulin akibat hipoglikemi
[  Gangguan sintesis kortison, kliren kortison menurun
[  Insufisiensi kelenjar adrenal autoimun
[  Psikologis / emosi : apatis, agitasi, depresi, paranoid, menarik diri, perilaku maniak
[  Manifestasi klinis lain berupa : edema periorbita, wajah seperti bulan (moon face), wajah kasar, suara serak, pembesaran leher, lidah tebal, sensitifitas terhadap opioid, haluaran urin menurun, lemah, ekspresi wajah kosong dan lemah. (Stevenson, J. C& Chahal, P, 1993: 52-53)

G.   KOMPLIKASI
Komplikasi yang serius dari hipotiroidisme adalah koma miksedema dan kematian, efusi pericardial dan pleura, megakolon dengan paralitik ileus dan kejang. Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang di tandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermia tanpa menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi dan penurunan kesadaran hingga koma.
Penyakit yang sering muncul akibat hipotiroidisme adalah
1.       Penyakit Hashimoto
Disebut tiroiditis otoimun, terjadi akibat otoantobodi yang merusak jaringan tiroid. Ini menyebabkan penurunan HT disertai peningkatan kadar TSH dan TRH akibat umpan balik negatif yang minimal.
2.       Gondok Endemic
Hipotiroid akibat defisiensi iodium dalam makanan. Ini terjadi karena sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik dalam usaha untuk menyerap semua iodium yang tersisa dalam darah. Kadar HT yang rendah akan disertai kadar TSH dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan balik.
3.       Karsinoma Tiroid
Karsinoma Tiroid dapat terjadi akibat terapi tiroidektomi, pemberian obat penekan TSH atau terapi iodium radioaktif untuk menghancurkan jaringan tiroid. Terapi- terapi tersebut akan merangsan proliferasi dan hiperplasia sel tiroid.

H.   PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium yang didapatkan pada pasien hipotiroidisme didapatkan hasil sebagai berikut:
Q  T3 dan T4 serum rendah
Q  TSH meningkat pada hipotiroid primer
Q  TSH rendah pada hipotiroid sekunder
·         Kegagalan hipofisis : respon TSH terhadap TRH mendatar
·         Penyakit hipotalamus : TSH dan TRH meningkat
Q  Titer autoantibody tiroid tinggi pada > 80% kasus
Q  Peningkatan kolesterol
Q  Pembesaran jantung pada sinar X dada
Q  EKG menunjukkan sinus bradikardi, rendahnya voltase kompleks QRS& gelombang T datar atau inversi

I.     ASKEP
1.       PENGKAJIAN
a.       Identitas klien
meliputi nama, usia (kebanyakan terjadi pada. usia muda),  jenis kelamin (kebanyakan laki-laki karena sering mengebut saat mengendarai motor tanpa pengaman helm), pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit (MRS), nomor register, dan diagnosis medis.



b.      Keluhan utama
yang sering menjadi alasan klien meminta pertolong­an kesehatan adalah sesak nafas, sulit menelan, pembengkakan  dan rasa nyeri pada leher, pasien nampak gelisah, pasien tidak nafsu makan, rasa capek/lelah, pasien intoleran terhadap dingin, sembelit

c.       Riwayat penyakit
1)      Riwayat penyakit sekarang.
Apakah ada keluhan terdapat benjolan di leher depan dan nyeri saat ditekan.
2)      Riwayat penyakit dahulu.
Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi adanya riwayat penyakit. Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut. Apakah dulu pernah kena penyakit yang sama atau tidak, atau penyakit lainnya.
3)      Riwayat penyakit keluarga
Riwayat kesehatan klien dan keluarga.apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama atau tidak.
4)      Riwayat psiko-sosio
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran klien dalam keluarga. Apakah ada dampak yang timbul pada klien,yaitu timbul seperti ketakutan akan kecacatan,rasa cemas,rasa ketidak mampuan untuk melakukan aktifitas secara optimal dan pandangan terhadap dirinya yang salah.
d.       Kebiasaan hidup sehari-hari seperti:
1. Pola makan
-Mengkonsumsi makanan yang kadar yodiumnya rendah, dan nafsu makan menurun
2. Pola tidur
-Pasien sering tidur larut malam
3. Pola aktivitas
-Pasien terlalu memforsir pekerjaan sehingga sering mengeluh kelelahan
e.      Pemeriksaan fisik mencakup :
*      Sistem intergument, seperti : kulit dingin, pucat , kering, bersisik dan menebal,pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal, rambut kering, kasar, rambut rontok dan pertumbuhannya rontok.
*      Sistem pulmonary, seperti : hipoventilasi, pleural efusi, dispenia
*      Sistem kardiovaskular, seperti : bradikardi, disritmia, pembesaran jantung, toleransi terhadap aktifitas menurun, hipotensi.
*      Metabolik, seperti : penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh, intoleransi terhadap dingin.
*      Sistem musculoskeletal, seperti : nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot yang melambat.
*      Sistem neurologi, seperti : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang, bingung, hilang pendengaran, penurunan refleks tendom.
*      Gastrointestinal, seperti : anoreksia, peningkatan berat badan, obstipasi, distensi abdomen.
*      Psikologis dan emosional ; apatis, igitasi, depresi, paranoid, menarik diri/kurang percaya diri, dan bahkan maniak.

f.        Pemeriksaan Penunjang :
Q    Pemeriksaan kadar T3 dan T4 pada pasien yaitu : Kadar T3 15pg/dl, dan kadar T4 20µg/dl.
Q    Pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan TSH serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat menurun atau normal) : Kadar TSH pada pasien tersebut yaitu <0,005µIU/ml,
Q    Pemeriksaan USG : Pemeriksaan ini bertujuan untuk memberikan informasi yang tepat tentang ukuran dan bentuk kelenjar tiroid dan nodul.

g.    Analisis Data :
[  Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi impuls sensorik sebagai akibat oftalmopati
·         Data yang didapat : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang, bingung, hilang pendengaran, parastesia, penurunan refleks tendom.
[  Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi, hipotensi.
·         Data yang didapat : bradikardi, disritmia, pembesaran jantung dan hipotensi.
[  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan  penurunan kebutuhan metabolisme, dan napsu makan yang  menurun.

·         Data yang didapat : anoreksia, obtipasi, distensi abdomen, hemoglobin menurun, dingin, pucat, kering, bersisik dan menebal, pertumbuhan kuku buruk, serta kuku menebal.
[  Pola nafas tidak efektif berdasarkan  penurunan tenaga/ kelelahan, ekspansi paru yang menurun, dispnea.
·         Data yang didapat : hipoventilasi, dispenia, efusi pleural
2.       DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.       Intoleransi aktivitas b/d kelemahan atau keletihan dan penurunan fungsi kognitif.
b.      Pola nafas tidak efektif b/d depresi ventilasi.
c.       Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan kecepatan metabolisme.
d.      Konstipasi b/d penurunan fungsi gastointestial.
e.      Perubahan suhu tubuh (hipotermi) b/d penurunan metabolisme.
f.        Perubahan pola berfikir b/d hipoksia, gangguan metabolisme dan perubahan status kardiovaskuler serta pernafasan.
g.       Kurangnya pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang program pengobatan untuk terapi penggantian tiroid seumur hidup.
3.       INTERVENSI
DIAGNOSA
NOC
NIC
a.       a. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan atau keletihan dan penurunan fungsi kognitif.




















b.      b. Pola nafas tidak efektif b/d depresi ventilasi.



























c.Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan kecepatan metabolisme.

NOC:
Ketidak cukupan energi fisiologis atau psikologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin atau harus dilakukan.
Kriteria hasil:
§  toleransi aktivitas:
respon fisiologi
terhadap gerakan yang memakan energi dalam aktivitas sehari-hari.
§  Ketahanan: kapasitas untuk menyelesaikan aktivitas.
§  Penghematan energi:
tindakan individu dalam mengelola energi untuk memulai dan
menyelesaikan aktivitas.


NOC:
Inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak menyediakan ventilasi yang adekuat.
Kriteria hasil:
§  status pernafasan:
kepatenan jalan nafas
§  status pernafasan:
ventilasi
§  status tanda-tanda vital


















NOC:
Asupan nutrisi tidak
mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan
metabolic.
Kriteria hasil:
§  status nutrisi
§  status nutrisi: asupan makanan dan cairan
§  status nutrisi: intake nutrien
§  pengontrolan berat badan
Terapi aktivitas
·         memberi anjuran tentang dan bantuan dalam aktivitas fisik, kognitif, sosial, dan spritual yang spesifik untuk meningkatkan rentang, frekuensi, atau durasi aktivitas individu
·         rencanakan aktivitas bersama pasien dan keluarga yang
meningkatkan kemandirian dan
ketahanan.
Manajemen energi
·         mengatur penggunaan energi untuk
mengatasi atau
mencegah kelelahan
dan mengoptimalkan
fungsi.


Manajemen jalan nafas
·         buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust, sesuai dengan kebutuhan
·         posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
·         identifikasi kebutuhan pasien akan insert jalan nafas aktual/potensial.
·         Dukung untuk bernafas pelan, dalam.
Penurunan ansietas
·         Gunakan pendekatan yang menyenangkan
·         Beri ketenangan, yang bisa menentramkan hati
·         Identifikasi perubahan tingkat kecemasan pasien
·         Dukung untuk menggunakan mekanisme pertahanan.
Relaksasi otot secara
Progresif

Pengaturan diet
Terapi menelan
Monitoring nutrisi

4.       IMPLEMENTASI
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah ditentukan, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal.

5.       EVALUASI
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lainnya.
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan rencana tindakan yang telah ditentukan untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan pasien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
Evaluasi keperawatan adalah mengukir keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan pasien.


BAB III
PENUTUP
3.1   KESIMPULAN
Hipotiroidisme (hiposekresi hormone tiroid) adalah status metabolic yang di akibatkan oleh kekurangan hormone tiroid. Hipotiroidisme kognital dapat mengakibatkan kretinisme.Hipotiroid dibagi menjadi 3 tipe: (1) Hipotiroid primer: kerusakan pada kelenjar tiroid, (2) Hipotiroid sekunder: akibat defisiensi sekresi TSH oleh hipofisis, (3) Hipotiroid Tersier : Akibat defiensi sekresi TRH oleh hipotalamus
3.2   SARAN
Penyusun menyadari pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penyusun ucapkan terimakasih.

1 comment: